Kabar duka itu datang tepat sehari setelah saya berhasil menggapai mimpi untuk bertemu David Beckham. Senin 28.11.11 seharian saya meliput kedatangan pria impian saya mulai dari airport, hotel hingga press conference. Saya pulang sampai rumah sudah hampir tengah malam dan ingin segera beristirahat karena jadwal untuk liputan besok juga padat. Sesampainya dirumah saya langsung menuju kamar untuk tidur karena badan sudah cukup lelah tapi bahagia sangat terasa saat ku pandang kamera berisi wajah pria pujaan hati.
Keesokan harinya Selasa, 29 Nov 2011 sekitar pukul 6 pagi pintu kamar diketuk...
Mama : "Mya bangun, anterin mama ke kantin"
Me : "lho koq Mya khan cuti sampe hari rabu, papa kemana?"
Mama : "papa harus ke Pontianak pagi ini, Umie masuk RS keadaannya mundur"
Me : *terkejut* *bangun dari kasur* *bengong*
... beberapa saat kemudian ....
Mama : "Mya ayo anter mama ke airport, keadaan To' Umie tambah gawat! Tante Mike suruh mama juga berangkat ke Pontianak"
Me : *langsung ganti baju* *tergesa menuju mobil*
Selama perjalanan menuju airport hati mulai berdebar tak karuan, perasaan galau mendera, hati ingin ikut berangkat bertemu umie tapi mama bilang "ya udah kamu nonton Beckham aja dlu itu khan kamu uda beli tiket mahal, semoga aja umie gpp" Sesaat sekitar jam 7.25 dalam perjalanan menuju airport hp papa berdering, terdengar telfon dari Tante Mieke yang memastikan agar segera berangkat ke Pontianak. Tak lama berselang jam 7.30 hp papa kembali berdering dan papa sempat takut untuk menjawabnya dengan berkata "alaahh Man telfon agik" dan ternyata Innalillahiwainnalilahirojiun.... Umie sudah meninggal :((((
Jerit tangis dan air mata kami tak tertahan dan aku dalam kondisi sedang menyetir mobil hati berkecamuk sedih dan tak menyangka akan secepat itu nenek saya dipanggil. Ya Allah berikanlah kami kekuatan, kesabaran dan keikhlasan dalam menerima ini. Akhirnya papa yang mengambil alih kemudi mobil dan aku sangat tidak bisa mengontrol emosi dengan tangisan dan bayangan umie di pikiranku. Mobil pun berputar balik untuk menjemput adik-adik karena kami semua harus berangkat ke Ponti untuk melihat umie yang terakhir kali dan mengantar beliau ke peristirahatan terakhirnya.
Sesampai di airport kami masih harus mnunggu keluarga Om Den dari Pandeglang dan Tante Yeti. Sesampai di Supadio Airport hati makin tidak karuan ingin segera melihat Umie, sesampainya di Keraton tempat dimana jenazah disemayamkan aku berjalan terburu-buru untuk melihat sosok orang yang ku sayang sudah tidak bernyawa lagi :((
Ya Allah sungguh aku tak kuat menahan pedih ini, tangis ku pecah mengharu-birukan suasana keraton, Umie sudah terbujur kaku berbalut kain kafan, siap untuk dishalat-kan. Masih tak puas aku untuk memandangi wajah umie dengan air mataku yang tiada hendti mengalir dan raungan suara tangis ini membuat kerabat tertegun dan berkata "sabar yah nong, boleh nangis tapi jangan meraung kasian To' Umie ikhlaskan yeee" Oh Tuhan sangat berat saat itu untuk mengikhlaskan beliau.
Satu per satu rombongan Jakarta mencium umie untu terakhir kalinya disaat tiba giliran saya untuk mencium beliau tapi saya berkata "mya masih mo liat Umieeee..." dan saya menjadi orang yang terakhir mencium pipi dan kening beliau dan itu pula untuk yang terakhir kalinya... Ya Allah tempatkanlah To' Umie ditempat yang terindah :(
Akhirnya tiba disaat kami benar harus berpisah dengan beliau karena hari semakin gelap dan Umie harus segera dikubur. Di Pemakaman Kesultanan Pontianak Batulayang adalah tempat peristirahatan terakhir beliau, berdampingan disisi makan To' Abah suami belaiau tercinta. "Abah... tolong jagain Umie yah Bah... Sekarang kumpul lagi deh Abah sama Umie"





Selamat jalan To' Umie semoga Allah selalu memberikan tempat terindah untuk Umie dan Abah...
We gonna miss Umie so bad...
I love you sooooooo much!!!! :(((